Aku adalah titisan khairil anwar

Tapi aku penakut

Aku makan gaji

Aku bukan binatang buas

Andai aku titisan khairil anwar

Mungkin aku sudah lama merdeka

Dari penjajahan diri atas diri sendir

Tidak ada yang sebebas khairil anwar

mimpi

Apa kabar hari ini? 

Semalam di mimpi kita bertemukan? 

Tapi kita sudah saling ikhlaskan? 

Senyum tipis

Dan doa yang dalam

Memang kita berada di arah yang berbeda

sayangnya doa telah selesai

Ini kasih berasala dari lembah yang kotor

Selangkangan zaman yang bau

Ini kasih amis sekali

Sedikit dari birahi yang hampir padam

Pada mu usia muda amat jelita

Lalu senja adalah nisan kita berdua

Ini birahi masih ada

Sayangnya doa telah selesai

Malam adalah wajah seri indah

Melam mengoyak

Malam sepi

Dan aku rugi

Pada mu untuk siapa

Pagi kembali

penuh manja

Tadi malam kau hadir dalam tampilan mu

Paling sederhana

Kerudung biru dan senyum lembut

Penuh manja

Sudah lama kata kata tidak menjamah mu

Semenjak aroma tubuh mu

Telah lama hilang di udara

Kita berbincang mesra di goibnya malam

Hanya di situ kita bisa bersatu

Tanpa saling terikat

bayi laki laki ku

Aku menjadi ayunan mu

Detak jantung ku dan detak jantung mu berpadu

Kita ini laki laki

Tentu suatu saat kita akan berbeda pendapat

Tentu saja itu akan terjadi

Hingga saat yang dewasa

Yang tinggal hanya sepi

Dan rasa hormat yang dingin

Hujan hujan ini tak pernah lagi membelai payudara mu

Dan daun daun jalang ini

Tetap menjadi basah dan mengacuh kan mu

Ada wajah mu pada setiap wanita yang ku lihat

Entah sedang menyapu jalanan atau sedang

Mengelus payudara nya

Masing masing bergerak mengikuti takdir

Kita ini hidup dituntun takdir

Atau menciptakan takdir

Kekasih

Wahai jiwa ku

Sediakanlah satu hari untuk penuh mengingatnya

Kekasih yang di cintai oleh embun pagi yang polos

Dan matahari senja yang damai

Wahai jiwa ku

Kita memang kotor

Tapi tidak dengan dia

Yang cintanya begitu lembut dan suci

Kehilangan

Lebih dalam lagi aku kehilangan diri ku

Semakin lelah langkah

Aku melihat yang tua semakin cerah

Sementara letih selalu disamping ku

Aku kehilangan 

Dan entah apa itu

Semakin tidak ku kenal hari

Aku lelah

Dan jalan tidak pernah usai

Waktu penjarakan saja aku

Aku semakin lelah

Aku lelah

Aku melihat sesuatu yang tidak nyata

Tersusun acak di ruang tanpa nama

Semakin kacau gerak jarum jam

Semakin nyata ia menagih nyawa ku

Waktu tak mungkin berlalu

Sementara aku kelu

Lihat ini warna

Entah apa

Aku semakin kelu dan waktu memburu

purnama purnama

Purnama purnama ini tak menghibur hati ku

Sementara kenangan bersama mu memuai

Malam selalu aku

Dotidurkan dengan sepi

Sampai mati senyata kasih

Purnama purnama ini

Milik kekasih ku